Si Kembara: Jiwa foto yang luluh
aku mengimbau kenangan-kenangan lalu, dalam mengembalikan diri ini kepada fitrah jiwa yang damai
ini semua adalah foto-foto pada pertama kalinya aku mempunyai kamera DSLR pertama kali
6 tahun lalu, penghujung tahun 2008
kadar itulah aku berkecimpung dalam dunia fotografi
namun dalam tempoh yang panjang itu, banyak sekali teknik memoto aku pelajari
tetapi aku sedarinya di penghujung kadar itu, nilai foto terhasil tanpa jiwa berfoto yang sesungguhnya
pudar dan kerap kali hilang dalam foto
dari foto kedamaian, soal kehijauan, soal bumi yang indah, soal foto keluarga, soal kampung yang permai
segalanya tenggelam, walhal ia sangat memberi nilai pada permulaan pengambaranku
jurugambar ini telah mengotori jiwa fotonya sendiri
foto yang diambil dirasakan fotonya
terasa keindahan yang diciptakan sendiri
terasa segala batas syariat bisa dilanggar
seglaa kemewahan meracun nilai foto sendiri
makin pandai memoto, makin banyak yang bisa disinggung keberkatannya
tersangat banyak
niat memoto hakikatnya telah jauh menikam-nikam jiwa foto aku
aku terlalu jauh dan leka dalam dunia foto khalayan
sesungguhnya dulu aku bahagia,
aku sadar adanya belalang, kumbang pada dunia alam yang menghijau
aku sadar adanya senyuman dan watak anugerah Allah pada jiwa anak-anak
aku sadar, keindahan dunia ini, keindahan semua foto yang ada adalah milikNya
KeindahanNya, semuanya Dia
Allah, kembalikanlah jiwa foto ku yang menundukkan aku akan adanya Engkau,
dalam segala ruang, masa dan tempat,
aku merindui jiwa yang menghayati dan leka pada tiap fotoku kerana cintaMu ya Allah
aku merindui
segala aktiviti foto yang tidak sabar berkongsi kecantikan alam ini kerana kecantikanMu, bukan dari kecantikan yang aku reka,
rindu sekali, terlalu rindu...
0 diskusi:
Post a Comment